Selasa, 05 Desember 2017

Pengalaman Perdana Nonton Persebaya di Stadion GBT

Ini kesempatan perdana buat saya dan Kayla nonton pertandingan sepak bola secara langsung dgn saya Kayla, suami mbak Hana dan om Inud. hri Selasa, 24 Juli yg lalu pertandingan retakan Persebaya vs tim sepak bola Premier League Inggris Queen Park Ranger (QPR) di Gelora Bung Tomo Surabaya.

sewajarnya program nonton ini tak terencana, sebab kala itu sontak Om Inud minta ditemani nonton rame-rame agar seru.

mulai sejak perjalanan menuju ke stadion aja sudah kelihatan beriringan suporter Persebaya yang ternama dgn boneknya. Sebelum berangkat sudah berharap lagi mudah-mudahan nggak berjalan hal-hal yg nggak baik, semoga nggak berjalan kekalutan dan anarkhi.

Perjalanan lancar biarpun antara parkir yg kita mampu menuju ke geloranya cukup jauh harus jalan kaki, melewati “jalan yg nggak lazim atau jalan pintas di sekitar tambak-tambak yg temaram mendatangkan pengalaman khas yang tak akan terlupakan.

Kayla masih tampak surprise, ya lantaran memang baru awal kalinya nonton bola secara cepat dapat menonton perbuatan laga pemain papan atas Eropa seperti Park Ji Sung, Anton Ferdinand, Shaun Wright-Phillips. semenjak Persebaya terus unjuk Fernando Soler, Erol Iba, Andik Vermansyah dan Nurfastabiqul Khoirot. tidak tunggakan sedang Diego Michels dan Patrich Wanggai, meskipun keduanya unjuk gigi mendapatkan akhir tahapan kedua.

diwaktu sebagian bintang arena lapang hijau itu unjuk di lapangan terdengar jerit histeris seputar penonton.

terkecuali perbuatan beberapa bintang, yang merampas sorotan aku tentu pameran alamat suporter yg luar wajar gaduh dan menghibur. stadion juga dipenuhi dgn kostum berwarna hijau. abdi juga tidak khilaf menggunakan baju warna senada meskipun bukan kostum supporter dalam Jadwal Persebaya.

saat itu semula dibentangkan jersey raksasa berformat 30 x 18 meter di tribun utara gelanggang yang mendapatkan berita sih baru awal kali dibawa pendukung buat mendukung tim pujaannya. Di tribun selatan juga kelihatan terentang tunggu pendukung Persebaya se besar 40 x 30 meter. tak utang di tribun sebelah timur tampak terentang alam merah putih raksasa berdosis 60 x 20 meter.

Namun ada dua hal yang aneh enak berlangsung ialah tidak jarang dinyalakannya petasan dan lampu mati beberapa kali, yakni kala saya pun belum masuk pejabat lampu nampak mati pada beberapa ketika setelah itu diwaktu para pemain melakukan pemanasan dan yg menistakan ketika di tengah-tengah kompetisi lampu mati kepada waktu yg agak lama.... haaahh...apa-apaan ini, lampu mati diwaktu turnamen mudah-mudahan nggak terulang berulang aja.

kontes berakhir dgn dimenangkan tim QPR 2-1. biarpun terjadi beberapa insiden di atas, overall kompetisi berjalan baik, aman dan menghibur.